Scan barcode
A review by liliraven06
Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982 by Cho Nam-joo
emotional
reflective
medium-paced
- Plot- or character-driven? Character
- Strong character development? Yes
- Loveable characters? Yes
- Diverse cast of characters? No
- Flaws of characters a main focus? Yes
4.5
Novel “Kim Ji-Yeong, Lahir Tahun 1982” terasa seperti auto-biografi daripada novel fiksi pada umumnya. Bedanya, kisah perjalanan yang diceritakan bukan hanya tentang Kim Ji-Yeong, melainkan semua perempuan memiliki hidup nyaris serupa dengannya atau memiliki masalah sekiranya tak beda jauh atau mendekati.
Alur cerita dalam novel ini mengalir tetapi perlahan putus asa dari sudut pandang Kim Ji-Yeong—tokoh utama—mulai kehilangan jati dirinya. Penokohan Kim Ji-Yeong terasa realistis karena itu bisa terjadi pada siapa saja, terutama perempuan dari semua kalangan.
Namun, seperti dikatakan sebelumnya, novel ini terasa seperti auto-biografi daripada novel fiksi memiliki alur bercerita yang meninggalkan kesan ‘wow. Bahkan ada data-data penelitian menambah kesan bahwa ini buku non fiksi, bukan novel.
Penggunaan data juga mempengaruhi gaya penulisan dalam novel “Kim Ji-Yeong, Lahir Tahun 1982”. Penulisannya terasa seperti kita membaca buku non fiksi karena lugas dan penuh informasi. Oleh karena itu, tidak meninggalkan kesan ‘sastra’ banget. Setidaknya, deskripsi perasaan Kim Ji-Yeong tersampaikan dengan baik di beberapa momen.
Alur cerita dalam novel ini mengalir tetapi perlahan putus asa dari sudut pandang Kim Ji-Yeong—tokoh utama—mulai kehilangan jati dirinya. Penokohan Kim Ji-Yeong terasa realistis karena itu bisa terjadi pada siapa saja, terutama perempuan dari semua kalangan.
Namun, seperti dikatakan sebelumnya, novel ini terasa seperti auto-biografi daripada novel fiksi memiliki alur bercerita yang meninggalkan kesan ‘wow. Bahkan ada data-data penelitian menambah kesan bahwa ini buku non fiksi, bukan novel.
Penggunaan data juga mempengaruhi gaya penulisan dalam novel “Kim Ji-Yeong, Lahir Tahun 1982”. Penulisannya terasa seperti kita membaca buku non fiksi karena lugas dan penuh informasi. Oleh karena itu, tidak meninggalkan kesan ‘sastra’ banget. Setidaknya, deskripsi perasaan Kim Ji-Yeong tersampaikan dengan baik di beberapa momen.
Graphic: Misogyny