Novel ini menceritakan tentang peristiwa sejarah dari gerakan aktivis mahasiswa pada masa Orde Baru. Diambil dua sudut pandang berbeda, yaitu Laut dan adiknya, Asmara. Selain itu, novel ini juga menyajikan “before” dan “after” dari peristiwa tersebut. Dari para aktivis mahasiswa yang berjuang untuk hak keadilan, insiden penculikan para aktivis, hingga para keluarga atau orang tersayang yang ditinggalkan terus berusaha mencari keberadaan mereka. Tak hanya itu, mereka yang lolos dari penculikan, harus menerima dampak trauma dan penyesalan.

Meski, alur maju mundur masih kurang mulus di bagian perpindahan emosi dan beberapa bagian yang tidak penting tetapi masih ditoleransi sebagai intermezzo. Novel ini masih bisa dinikmati dan memberikan gambaran peristiwa itu terjadi serta dampak trauma pada orang tersayang ditinggalkan dan mereka yang larut dalam masa lalu kelam tersebut.