A review by rosseshelf
Sambal dan Ranjang by Tenni Purwanti

dark reflective medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? It's complicated
  • Loveable characters? N/A
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? It's complicated

4.25

❝ Kita melawan dominasi laki-laki bukan untuk mengubahnya menjadi dominasi perempuan, tetapi untuk membuat lelaki dan perempuan di posisi setara sebagai sesama manusia. ❞

Jujur, ketika pertama kali memutuskan untuk membaca buku “Sambal dan Ranjang” ini karena merasa tertarik dengan judul sekaligus blurb yang telah disajikan. Saat itu, dipikiran saya, “Apa yang dimaksud dengan judul tersebut?” Apalagi kata ‘sambal’ dan ‘ranjang’ bahkan tidak ada kaitannya sama sekali. Terlebih dengan genre dalam buku ini pun disebut sebagai “feminist fiction” jadi tentu saja kalau saya semakin tertarik. Banyak sekali buku fiksi maupun non-fiksi yang mengangkat isu feminist dalam bukunya, namun tidak banyak juga yang berakhir sia-sia. Namun, dalam buku ini, selama membaca saya dapat menyimpulkan bawa ceritanya telah dibentangkan dengan cukup baik.

Akhirnya, dapat disimpulkan bahwa kata “sambal” dalam judul buku ini lebih mengarah sebagai suatu kritik atau penilaian sang penulis terhadap konsep feminism yang diagungkan oleh setiap perempuan dalam kehidupan bersosial yang selalu ditentang hingga perempuan tidak bisa lepas dari cengkraman laku-laki. Sehingga, kritik tersebut dianggap pedas bagaikan sambal yang dibumbui dengan urgensi kemanusiaan seorang perempuan. Selain itu, kata “ranjang” merujuk terhadap bagaimana laki-laki selalu memandang perempuan hanya sebelah mata. Bagaimana pemikiran perempuan selalu tidak dihiraukan oleh laki-laki. Sungguh, saya menyukai bagaimana pemikiran penulis dalam buku ini.