Scan barcode
A review by rosseshelf
Yang Menari dalam Bayangan Inang Mati by Ni Made Purnama Sari
emotional
medium-paced
- Plot- or character-driven? Character
- Strong character development? It's complicated
- Loveable characters? It's complicated
- Diverse cast of characters? No
- Flaws of characters a main focus? Yes
4.0
❝ . . . kau butuh sesuatu yang menghangatkan sekaligus setia tiba tanpa sedetikpun terlambat. Kau memerlukan sesuatu yang tiada lelah merangkulmu tanpa mengharap kata maaf yang mesti terucap dari bibirmu. Kau ingin sesuatu yang selalu memberi kepadamu sedemikian tulus walau tak terbalas ungkapan terima kasihmu. ❞
❝ Kau akan merasai betapa rantau telah mengubahmu menjadi pribadi yang berbeda, yang mencerabutmu dari memori atas kota yang sedari kecil sudah kau akrabi. ❞
Saya rasa memulai tahun ini dengan membaca buku ini merupakan keputusan yang tepat, karena semua yang tertuang dalam buku Yang Menari dalam Bayangan Inang Mati karya Ni Made Purnama Sari begitu sangat cantik dan indah. Untuk seseorang yang cukup deskriptif, buku ini sangat memuaskan. Gaya penulisan yang mudah dipahami meskipun terdapat banyak analogi namun tetap dengan narasi yang sangat detail, sungguh membuat saya jatuh hati. Tidak hanya dari penggambaran cerita, namun juga dalam penggambaran emosi setiap karakter. Sekali lagi, semuanya tertuang begitu ciamik. Sekilas, buku ini mengingatkan saya terhadap Tarian Bumi karya Oka Rusmini, yang mungkin karena keduanya membahas mengenai kebudayaan seni tari dengan latar belakang Pulau Bali serta bagaimana seorang tokoh berusaha mencari jati dirinya. Selain itu, dalam beberapa bagian buku ini terdapat illustrasi yang begitu elok! Seelok sampul bukunya.
Namun, meskipun demikian, ketika membaca buku ini saya rasa harus sepenuhnya dicermati dengan seksama karena gaya penulisan deskriptif mungkin akan terkesan membosankan dan bertele-tele untuk sebagian orang. Terkhusus bagian prolog yang cukup panjang untuk pembukaan suatu cerita. Lalu, beberapa kalimat yang menggunakan Bahasa Bali, penulis tidak menambahkan alih bahasa sehingga cukup sulit untuk dipahami meskipun hanya sepenggal kalimat. Selain itu, buku ini menggunakan sudut pandang kedua yang sedikit membingungkan bagi saya karena tidak terbiasa ditambah terdapat beberapa kesalahan penulisan, khususnya dalam menggunaan tanda baca. Di samping narasi yang begitu cantik, buku ini juga tidak lepas dari alur yang cukup membingungkan. Jadi, jika memilih untuk membaca buku ini, saya sarankan untuk menyalurkan seluruh fokus ke dalam buku.
Secara keseluruhan, saya tidak menyesal membaca buku ini karena penggambaran mengenai kebudayaan Bali terasa begitu detail sembari mempelajari kehidupan para penari.