A review by clavishorti
Penaka by Altami N.D.

dark emotional informative mysterious reflective sad tense fast-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? It's complicated
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? It's complicated

3.0

Dalam perjalanan kehidupannya, Sofia terseret dalam aliran tak terduga dari cobaan dan kekacauan yang mengguncang pondasinya. Meskipun hanya dua tahun sejak ikrar pernikahannya, ia menemukan dirinya terjebak dalam labirin ketidakpastian yang membingungkan. Rumah yang kacau dan tak beraturan mencerminkan keadaan dalam dirinya yang semakin terpuruk, menjauh dari sinar kebahagiaan yang dijanjikan. Suaminya, Laksana, seorang pria yang tenggelam dalam kecanduan bermain online game, bahkan tak menyadari betapa jauhnya ia telah menjatuhkan keluarganya ke dalam jurang bahaya. Sofia merasa seperti seorang penumpang tak diundang dalam perjalanannya sendiri, merantau di ladang kesepian yang sunyi dan gelap. 
 
Tiba-tiba, pada suatu saat dalam keheningan yang menyiksa, Sofia menyadari bahwa tubuhnya telah berubah menjadi sesuatu yang tak dikenal. Mulai dari botol minum hingga hewan peliharaan, dan bahkan mengambil rupa orang asing yang misterius. Kehancuran itu bukan hanya pada fisiknya, tetapi juga pada hakikat dirinya yang terperangkap di dalamnya. 
 
Saat Sofia meraba-raba kebingungan dan kepanikan, dia mulai menyingkap tabir rahasia gelap yang menyelimutinya. Pertanyaan-pertanyaan menggerogoti pikirannya: Mengapa ini terjadi padanya? Apa maksud di balik segala bentuk yang tak terduga ini? Sementara nasib anaknya bergantung pada benang tipis, dan rencananya hancur berantakan, Sofia tahu bahwa dia harus menemukan jalan kembali ke bentuknya yang asli.
 
Penaka, karya dari Altami N. D., mempesona dengan gaya penulisan yang mengalir, menarik pembaca ke dalam dunia Sofia, seorang ibu rumah tangga yang tenggelam dalam lautan kepenatan dan stagnasi hidup. Cerita ini tidak hanya menyuguhkan ide yang segar, tetapi juga menghadirkan sentuhan fantasi yang menambahkan lapisan misteri dan daya tarik yang tak terbantahkan. 
 
Sofia, sebagai tokoh utama, adalah gambaran yang menggugah simpati tentang kehidupan sehari-hari yang cukup banyak dijalani oleh wanita di sekitar kita. Dalam penjara rutinitas yang tak kunjung berubah, ia merasa terhimpit oleh keterbatasan dan kekosongan. Namun, beban hidupnya menjadi semakin berat dengan kehadiran suaminya, Laksana, yang lebih memilih terbenam dalam dunia online game daripada membantu membagi beban tanggung jawab.
 
Bab awal cerita membangun ketegangan yang intens, menghadirkan pembaca dalam kegelisahan Sofia yang terhimpit oleh perasaan terabaikan dan tidak dihargai. Suami yang seharusnya menjadi pendamping setia malah menjadi beban tambahan, meninggalkannya sendirian dalam pertarungan menghadapi kesulitan hidup. Melalui tulisan yang tajam, penulis menggambarkan dengan sempurna betapa sulitnya posisi Sofia, merangkai rasa frustrasi dan keputusasaan yang begitu nyata.
 
Seperti pena yang mengalir di atas kertas, penulis memutar haluan cerita, menyorot bahwa mungkin “batu sandungan” sebenarnya adalah diri Sofia sendiri. Di setiap lembaran berikutnya, pembaca diajak menembus kedalaman pikiran Sofia yang penuh kompleksitas. Kebiasaan merenungkan kesempurnaan orang lain memperlihatkan bahwa terkadang musuh terbesar kita bukanlah orang lain, melainkan diri kita sendiri yang terperangkap dalam jerat perbandingan tak berujung.
 
Namun, di tengah gemerlap kata-kata yang melintas di atas halaman, tersembunyi kekurangan dari tinta yang menorehkan cerita ini. Pergantian sudut pandang yang seharusnya menjadi puncak konflik justru terasa seperti loncatan kasar dari satu lini narasi ke yang lain, tanpa memperhatikan keselarasan dan kedalaman emosi karakter. Penulis tampak tergesa-gesa dalam memindahkan permasalahan ke diri Sofia sepenuhnya, seolah mencari jalan pintas untuk menggiring alur cerita menuju titik klimaks, tanpa memperhatikan keaslian dan kompleksitas setiap karakter.
 
 
Lebih dalam lagi, penulis tampak tenggelam dalam lautan kompleksitas psikologis yang mengelilingi karakter Laksana, suami dari Sofia. Dengan cermat, penulis mencoba menggambarkan bagaimana trauma masa lalu telah membentuk dan membayangi perilaku buruknya. Misalnya, penulis mungkin menggambarkan momen-momen konkret dalam kehidupan Laksana yang menimbulkan dampak emosional yang mendalam, serta bagaimana trauma tersebut membentuk pola pikir dan reaksi-reaksi yang tidak sehat.

Namun, dalam upaya untuk menyajikan gambaran yang utuh, penjelasan yang disuguhkan terasa terlalu ringkas dan permukaan. Penulis mungkin hanya menyentuh pada permukaan masalah, tanpa benar-benar mengeksplorasi kedalaman emosi dan konflik internal yang dialami oleh Laksana. Seakan-akan, penyelesaian dari konflik internal yang rumit ini diberikan secara instan, tanpa adanya usaha mendalam untuk menggali lapisan-lapisan yang lebih dalam dari psikologi karakter.
 
Hal ini menimbulkan kekhawatiran dan rasa ketidakpuasan, karena memberikan kesan seperti menerima atau membenarkan perilaku negatif Laksana sebagai konsekuensi langsung dari trauma masa lalunya. Padahal, seharusnya, penanganan yang lebih bijaksana dan realistis adalah dengan mengeksplorasi bagaimana Laksana bisa menemui bantuan profesional untuk membantu mengatasi permasalahan psikologisnya. Dengan meminta bantuan dari ahli psikologi atau konselor, karakter Laksana bisa menjalani proses penyembuhan yang lebih terstruktur dan mendalam. Dalam proses ini, pembaca dapat melihat bagaimana Laksana berjuang, tumbuh, dan mengatasi trauma masa lalunya, memberikan dimensi baru bagi perkembangan karakter dan alur cerita secara keseluruhan.
 
 
Hingga akhir cerita, saya merasa bahwa penulis belum berhasil menyajikan resolusi yang memuaskan, terutama untuk perjalanan karakter utama. Komunikasi antara Sofia dan Laksana masih terasa terputus, membiarkan ketegangan yang terpendam tetap mengintai di antara mereka seperti bayangan yang menakutkan. Ketidaksepakatan yang belum terselesaikan ini bukanlah sekadar konflik biasa, melainkan benih yang dapat tumbuh menjadi pertikaian yang lebih besar di masa depan. Seperti semacam api kecil yang belum padam, ketegangan di antara Sofia dan Laksana masih bersembunyi di balik senyuman palsu dan kata-kata yang tidak terucapkan, menunggu momen yang tepat untuk meletus dalam ledakan emosi yang menghancurkan.
 
Akan tetapi, saya memahami sepenuhnya pesan yang ingin disampaikan oleh penulis tentang dinamika pernikahan dan keberanian untuk menghadapi tantangan. Kehidupan tidaklah selalu terhampar lurus di jalur yang mulus; terkadang kita harus menempuh jalan yang berliku, terjatuh, dan bangkit kembali dengan tangan tergenggam erat bersama pasangan hidup kita. Penulis memberikan pengajaran berharga bahwa penting bagi kita untuk melihat setiap situasi dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Tiap perspektif membawa kebenaran dan pemahaman yang unik. Hidup bukan sekadar sebuah perlombaan untuk mencapai kesempurnaan atau mengejar gambaran kebahagiaan yang seringkali dipamerkan di dunia maya. 
 
Pesan ini mengingatkan kita bahwa kebahagiaan yang sejati tidak selalu ditemukan di puncak keberhasilan atau dalam momen-momen gemilang yang dipamerkan di dunia maya. Sebaliknya, kebahagiaan sering kali tumbuh dan berkembang melalui proses kesabaran, perjuangan, dan ketulusan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Ini adalah pengingat bahwa kita tidak berjalan sendirian dalam perjalanan hidup kita; setiap individu memiliki cerita dan rintangan yang berbeda, menjadikan hidupnya sebagai sebuah perjalanan yang unik dan berharga. Dengan saling mendukung dan memahami satu sama lain, kita dapat melewati segala kesulitan dengan lebih mudah dan menguatkan ikatan kita satu sama lain. 
 
Selain itu, ada hal yang membuat saya sangat terkesan, yaitu desain sampul dari buku Penaka ini. Saat saya melihatnya, saya menyadari bahwa sampulnya merupakan hasil karya dari Orkha Creative. Desainnya sungguh memukau dan menarik perhatian saya dengan kuat. Bentuknya yang berbeda dari kebanyakan sampul buku yang saya lihat menambah kesan yang sangat kental dari kata “penaka” itu sendiri. Saya merasa seolah-olah sampul tersebut menjadi jendela ke dunia cerita yang menunggu untuk dijelajahi. Setiap detailnya terasa begitu dipertimbangkan dengan baik, menimbulkan rasa ingin tahu yang besar tentang isi buku di dalamnya. 
 
Warna-warna yang dipilih, tipografi yang digunakan, serta elemen-elemen desain lainnya saling melengkapi satu sama lain, menciptakan harmoni visual yang menawan. Saya bahkan merasa seperti terhipnotis oleh keindahan estetika yang ditampilkan dalam sampul ini. Terlebih lagi, desain yang begitu unik dan berbeda dari yang biasa saya lihat menimbulkan kesan bahwa buku ini memiliki sesuatu yang istimewa dan berbeda dari yang lain 
 
Dalam keseluruhan, Penaka karya Altami N. D. telah memberikan pengalaman yang mengesankan dan mendalam bagi saya. Mulai dari cerita yang menggugah hingga desain sampul yang memikat, setiap aspek dari karya ini menarik saya lebih dalam ke dunia yang diciptakan oleh penulis. Hal yang paling mencolok bagi saya adalah pesan yang tersembunyi di balik cerita ini. Di tengah-tengah drama dan petualangan, buku ini merangkum kebijaksanaan tentang kehidupan, cinta, dan perjuangan. Dengan cara yang menginspirasi, Penaka mengajarkan kita untuk melihat kehidupan dari berbagai sudut pandang, merangkul keragaman, dan menghargai perjuangan setiap individu. Sampul buku yang menawan dari Orkha Creative juga menambahkan dimensi artistik yang memikat, menegaskan kesan bahwa di balik kata-kata yang tertulis, ada dunia yang menunggu untuk dijelajahi. Saya tak sabar untuk melihat karya-karya selanjutnya dari Altami N. D. 

Expand filter menu Content Warnings