A review by rosseshelf
Tarian Bumi by Oka Rusmini

emotional reflective medium-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? It's complicated
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.25

❝ Kelak, kalau kau jatuh cinta pada seorang laki-laki, kau harus mengumpulkan beratus-ratus pertanyaan yang harus kausimpan. Jangan pernah ada orang lain tahu bahwa kau sedang menguji dirimu apakah kau memilki cinta yang sesungguhnya atau sebaliknya. Bila kau bisa menjawab beratus-ratus pertanyaan itu, kau mulai memasuki tahap berikutnya. Apa untungnya laki-laki itu untukmu? Kau harus berani menjawabnya. Kau harus yakin dengan kesimpulan-kesimpulan yang kau munculkan sendiri. Setelah itu, endapkan! Biarkan jawaban-jawaban dari ratusan pertanyaanmu itu menguasai otakmu. Jangan pernah menikah hanya karena kebutuhan atau dipaksa oleh sistem. Menikahlah kau dengan laki-laki yang mampu memberimu ketenangan, cinta, dan kasih. Yakinkan dirimu bahwa kau memang memerlukan laki-laki itu dalam hidupmu. Kalau kau tak yakin, jangan coba-coba mengambil risiko. ❞

Buku ini merupakan buku pertama yang saya baca dengan latar belakang mengenai adat istiadat Bali. Jujur, bisa dikata bahwa melalui buku ini, saya banyak belajar mengenai kebudayaan Bali khususnya mengenai bagaimana kedudukan seorang perempuan dalam budaya Bali. Ya, buku ini mengusung tema Faminisme. Melalui buku ini, saya belajar mengenai keberagaman kehidupan masyarakat Bali, dari mulai budaya, tradisi, dan bagaimana terdapat banyaknya kasta namun tetap tidak mengindahkan sosok perempuan di Bali. Mengetahui bahwa pada masa itu, perempuan hanya dianggap sebagai sosok atau pemeran kedua dalam kehidupan. Bahwa kebudayaan dan adat istiadat setempat masih beranggapan bahwa perempuan adalah sosok yang rendah di banding laki-laki karena sistem patriarki kala itu. Padahal, perempuan dalam cerita buku ini digambarkan sebagai sosok yang kuat dan tangguh. Saya pun percaya, hingga saat ini, perempuan di Bali masih begitu kuat dan tangguh.
Terlebih dikarenakan dalam buku ini mengindahkan sudut pandang perempuan, maka di dalamnya terdapat banyak tokoh pertempuan dengan kehidupan yang berbeda namun masih dengan kesamaan bahwa perempuan kala itu selalu diperlakukan tidak adil dalam kebudayaan. Dengan pembahasan yang cukup berat dan rumit, saya rasa buku ini akan cocok jika dibaca di saat suasana pembaca sedang merasa nyaman. Maksud saya, ini adalah tipe bacaan yang akan membuat geram dan lelah jika dibaca ketika keadaan diri sedang tidak baik-baik saja. Namun, meskipun demikian, buku ini cukup menakjubkan dalam membahas mengenai kehidupan perempuan di Bali.