Scan barcode
A review by clavishorti
My Name is Luca: Gadis Kecil yang Dicintai Kegelapan by Ginger Elyse Shelley
adventurous
challenging
dark
emotional
mysterious
reflective
sad
tense
slow-paced
- Plot- or character-driven? Character
- Strong character development? It's complicated
- Loveable characters? It's complicated
- Diverse cast of characters? No
- Flaws of characters a main focus? Yes
3.0
Tubuh terpotong-potong menjadi petunjuk gelap sebuah misteri, dan Oliver Wood, Leopold Dell, serta Damita King bersatu untuk mengungkap kebenaran yang mengejutkan. Siapakah di antara mereka yang akan mengakhiri teror ini? Dengarkan jeritan-jeritan kebenaran yang tersembunyi, dan temukan jawabannya sebelum gelap sepenuhnya merajai.
Buku My Name is Luca: Gadis Kecil yang Dicintai Kegelapan karya Ginger Elyse Shelley membawa kita dalam petualangan tak terduga yang penuh kejutan. Pada awalnya, terkesan sebagai buku terjemahan karena nuansa yang kental serupa buku terjemahan, namun, sejauh mata membaca, terbuktilah bahwa buku ini adalah karya asli dari penulis Indonesia, Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie, yang ternyata bersembunyi di balik pseudonim Ginger Elyse Shelley. Mengejutkan, bukan?
Keberanian eksploratif Ginger Elyse Shelley tampak mewarnai setiap halaman dalam narasi yang gamblang, menggambarkan kebrutalan dan kesadisan dengan keaslian ciri khas Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie. Dengan penuh kejutan, cerita ini dirancang sedemikian rupa: diawali dengan lapisan-lapisan sederhana yang seolah-olah merangkul pembaca, namun semakin meresapi ke dalam, kita dihadapkan pada kompleksitas yang memukau menjelang akhir.
Ide luar biasa penulis termanifestasi dalam setiap jalinan kata, menciptakan peta cerita yang rumit dan menarik. Namun, sebagai catatan kritis, narasi cenderung terburu-buru dan padat ketika mendekati akhir, memerlukan sedikit lebih banyak ruang untuk membiarkan pembaca menangkap setiap nuansa dan mendalami perasaan karakter. Meskipun begitu, kekuatan cerita dan keunikan gaya penulisan membuatnya tetap tak terlupakan.
Bukan tanpa kontroversi, buku ini menghadirkan momen-momen yang memunculkan adegan dewasa melibatkan anak di bawah umur, sebuah elemen naratif yang tak terhindarkan menyulut ketidaknyamanan di antara para pembaca, termasuk saya. Meskipun demikian, upaya penulis untuk memberikan “asal-usul” karakter tersebut memberikan dimensi lebih lanjut pada kontroversi tersebut, walaupun tetap meninggalkan rasa ganjil dan pertanyaan moral yang tidak terelakkan.
Sebaliknya, kritik yang tajam tertuju pada karakter Logan, menjadikannya sentral dalam kompleksitas yang menyusup dalam lapisan-lapisan cerita ini.Transisi emosionalnya, dari berkomitmen pada Alice hingga tiba-tiba kembali kepada Luca, membuka kotak Pandora kebingungan pembaca. Logan, dengan segala ambiguitasnya, menjadi karakter yang seakan menjadi cermin paling rumit di dalam buku ini, mengajak pembaca untuk menggali lebih dalam di balik keputusan-keputusan yang terkadang sulit dipahami.
Sementara itu, perbedaan penilaian terhadap sampul buku dapat menjadi refleksi dari keberagaman selera pembaca. Namun, sejalan dengan esensi cerita yang kompleks di dalamnya, memberikan sentuhan penyegaran pada desain sampul buku bisa menjadi kunci utama untuk menarik dan memikat pembaca dari berbagai latar belakang. Desain yang lebih dinamis dan menggoda dapat menciptakan korelasi yang lebih erat dengan atmosfer misterius dan penuh kejutan yang merajai halaman-halaman buku. Dengan demikian, menciptakan desain sampul buku yang tidak hanya mencerminkan, tetapi juga merayakan kekayaan cerita, akan semakin meningkatkan daya tarik buku My Name is Luca: Gadis Kecil yang Dicintai Kegelapan bagi pembaca yang ingin menjelajahi dunia yang begitu mendalam dan menarik.
Secara keseluruhan, My Name is Luca: Gadis Kecil yang Dicintai Kegelapan karya Ginger Elyse Shelley adalah karya yang menghadirkan pengalaman membaca yang mendalam dan penuh kejutan. Dengan keberanian penulis dalam mengeksplorasi kebrutalan, kesadisan, dan kompleksitas karakter, buku ini memicu refleksi mendalam terhadap sisi gelap kehidupan. Bagi mereka yang menginginkan pengalaman membaca yang sedikit kompleks dengan ritme lambat, My Name is Luca: Gadis Kecil yang Dicintai Kegelapan dapat menjadi teman setia dalam perjalanan literer mereka.
Buku My Name is Luca: Gadis Kecil yang Dicintai Kegelapan karya Ginger Elyse Shelley membawa kita dalam petualangan tak terduga yang penuh kejutan. Pada awalnya, terkesan sebagai buku terjemahan karena nuansa yang kental serupa buku terjemahan, namun, sejauh mata membaca, terbuktilah bahwa buku ini adalah karya asli dari penulis Indonesia, Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie, yang ternyata bersembunyi di balik pseudonim Ginger Elyse Shelley. Mengejutkan, bukan?
Keberanian eksploratif Ginger Elyse Shelley tampak mewarnai setiap halaman dalam narasi yang gamblang, menggambarkan kebrutalan dan kesadisan dengan keaslian ciri khas Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie. Dengan penuh kejutan, cerita ini dirancang sedemikian rupa: diawali dengan lapisan-lapisan sederhana yang seolah-olah merangkul pembaca, namun semakin meresapi ke dalam, kita dihadapkan pada kompleksitas yang memukau menjelang akhir.
Ide luar biasa penulis termanifestasi dalam setiap jalinan kata, menciptakan peta cerita yang rumit dan menarik. Namun, sebagai catatan kritis, narasi cenderung terburu-buru dan padat ketika mendekati akhir, memerlukan sedikit lebih banyak ruang untuk membiarkan pembaca menangkap setiap nuansa dan mendalami perasaan karakter. Meskipun begitu, kekuatan cerita dan keunikan gaya penulisan membuatnya tetap tak terlupakan.
Bukan tanpa kontroversi, buku ini menghadirkan momen-momen yang memunculkan adegan dewasa melibatkan anak di bawah umur, sebuah elemen naratif yang tak terhindarkan menyulut ketidaknyamanan di antara para pembaca, termasuk saya. Meskipun demikian, upaya penulis untuk memberikan “asal-usul” karakter tersebut memberikan dimensi lebih lanjut pada kontroversi tersebut, walaupun tetap meninggalkan rasa ganjil dan pertanyaan moral yang tidak terelakkan.
Sebaliknya, kritik yang tajam tertuju pada karakter Logan, menjadikannya sentral dalam kompleksitas yang menyusup dalam lapisan-lapisan cerita ini.
Sementara itu, perbedaan penilaian terhadap sampul buku dapat menjadi refleksi dari keberagaman selera pembaca. Namun, sejalan dengan esensi cerita yang kompleks di dalamnya, memberikan sentuhan penyegaran pada desain sampul buku bisa menjadi kunci utama untuk menarik dan memikat pembaca dari berbagai latar belakang. Desain yang lebih dinamis dan menggoda dapat menciptakan korelasi yang lebih erat dengan atmosfer misterius dan penuh kejutan yang merajai halaman-halaman buku. Dengan demikian, menciptakan desain sampul buku yang tidak hanya mencerminkan, tetapi juga merayakan kekayaan cerita, akan semakin meningkatkan daya tarik buku My Name is Luca: Gadis Kecil yang Dicintai Kegelapan bagi pembaca yang ingin menjelajahi dunia yang begitu mendalam dan menarik.
Secara keseluruhan, My Name is Luca: Gadis Kecil yang Dicintai Kegelapan karya Ginger Elyse Shelley adalah karya yang menghadirkan pengalaman membaca yang mendalam dan penuh kejutan. Dengan keberanian penulis dalam mengeksplorasi kebrutalan, kesadisan, dan kompleksitas karakter, buku ini memicu refleksi mendalam terhadap sisi gelap kehidupan. Bagi mereka yang menginginkan pengalaman membaca yang sedikit kompleks dengan ritme lambat, My Name is Luca: Gadis Kecil yang Dicintai Kegelapan dapat menjadi teman setia dalam perjalanan literer mereka.
Graphic: Gore, Violence, Blood, and Murder
Moderate: Suicide
Minor: Sexual content