A review by clavishorti
Celana by Joko Pinurbo

adventurous challenging dark emotional funny mysterious reflective sad tense fast-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? It's complicated
  • Loveable characters? It's complicated
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? It's complicated

3.0

Buku Celana adalah sebuah karya sastra berisi kumpulan puisi yang lahir dari pena Joko Pinurbo pada tahun 1999. Karya ini seperti sebuah petualangan yang membawa pembaca melintasi beragam tema, membuka tirai kehidupan dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks. Setiap bait puisi mengalir seperti aliran sungai yang mengikuti alur waktu, menghadirkan cerita-cerita yang menggugah pikiran pembacanya. 
 
Joko Pinurbo menghadirkan lukisan-lukisan yang mendalam tentang kehidupan sehari-hari. Setiap goresan pena mengungkap konflik dalam rumah tangga, kejutan di balik kisah tukang becak, dan setiap titik kehidupan yang terlupakan. Melalui kemahiran bahasa dan intuisi yang tajam, beliau menggambarkan kehidupan yang berwarna, meskipun dalam kebiasaan yang paling sederhana. 
 
Di dalam bait-bait puisinya, Joko Pinurbo membawa sentuhan cinta dengan keunikan yang menggelitik. Dalam setiap kata yang ditorehkan, beliau menghadirkan kerinduan, kekecewaan, dan kebahagiaan yang memperkaya setiap jalinan hubungan di antara manusia. Tidak hanya itu, Joko Pinurbo juga menyoroti ketimpangan yang merajalela dalam masyarakat, serta standar-standar yang seringkali dibentuk oleh masyarakat itu sendiri. Lewat karyanya, beliau menaburkan biji kesadaran akan kompleksitas struktur sosial, mengajak kita merenung atas setiap sisi kehidupan yang tak terduga. 
 
Dengan penuh humor dan ironi, Joko Pinurbo juga mengangkat isu-isu yang relevan dengan kondisi negara kita. Perjuangan aktivisme dan politik yang tengah berkobar pada tahun 1999 menjadi lanskap yang diabadikan dalam puisi-puisinya. Beliau dengan cermat menggambarkan perjuangan para pejuang hak asasi manusia, sambil menyuarakan keprihatinan akan pelanggaran yang tak terelakkan. 
 
Tak terlupakan, di dalam Celana, terdapat juga refleksi pribadi dan eksistensial tentang makna hidup, keberadaan, dan tujuan di dunia ini. Pinurbo tak hanya menyibak kisah kehidupan, melainkan juga mengupas tabir kematian yang menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan hidup manusia. Dengan kata-kata yang memesona, beliau memandu pembaca melintasi lorong-lorong, menuju makna yang lebih dalam tentang keberadaan dan hakikat hidup. 
 
Dari ragam tema yang melimpah, buku ini mempersembahkan perbincangan yang beragam dan kaya. Namun, sayangnya, bagi saya pribadi, buku ini belum mampu menyentuh ke dalam hati saya. Barangkali karena saya masih awam dalam memahami puisi, sehingga untuk menghayati dan memaknainya dengan lebih mendalam, diperlukan usaha dan waktu yang lebih panjang. 
 
Selain itu, saya juga tertarik dengan pemilihan judul Celana untuk buku ini. Apakah ada makna khusus di balik pemilihan judul tersebut? Mungkinkah karena puisi yang berjudul “Celana” di dalam buku ini memiliki signifikansi yang mendalam bagi sang penulis? Selain itu, saya mencatat bahwa meskipun judul bukunya adalah Celana, kata yang sering muncul dalam puisi-puisi di dalam buku ini adalah ‘ranjang’. Apakah ada keterkaitan antara kedua kata tersebut dalam konteks puisi yang disajikan? 
 
Bagi para pencinta seni puisi, buku ini layak menjadi rekomendasi. Meskipun belum mampu meraih tempat di lubuk hati saya, penilaian ini semata-mata adalah hasil pemikiran pribadi. Barangkali, bagi para penggemar puisi yang lebih berpengalaman, buku ini dapat menjadi sumber inspirasi yang menyentuh dan menggugah.